Keguguran Berkali-Kali, Apa Sih Sebabnya? - Sindrom Antibodi Antifosfolipid atau APS (Anti Phospholipid Syndrome) umumnya dikenal dengan ACA atau Anti Cardiolipin Antibody. Tidak salah juga, karena orang yang menderita APS hasil tes darah menunjukkan ACA-nya positif. Tubuh orang tersebut menimbulkan reaksi pembentukan antibodi terhadap cardiolipin. Sampai sekarang, penyebab penyakit autoimun ini belum diketahui pasti. Dugaan sementara adalah karena faktor genetik.
Keguguran Berkali-Kali Karena APS
Mengapa seseorang bisa menderita APS?
Menurut dr. Judi Januadi Endjun, SpOG, Kepala Bagian Fetomaternal RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, dinding pembuluh darah terdiri dari lemak yang dinamai fosfolipid. Cardiolipin adalah komponen dari fosfolipid. Bagi mereka yang anti fosfolipid, tubuhnya membentuk anti terhadap fosfolipid pada dinding sel pembuluh darah.
Reaksinya adalah darah akan menjadi kental. Akibatnya, aliran darah menjadi lambat. Suplai nutrisi dan oksigen pun terhambat. Analoginya, kalau kita punya kebun memakai irigasi dan aliran irigasinya lambat, maka tumbuhannya mati. Kalau pun tidak mati, tumbuhannya kecil atau tidak berbuah.
Begitu juga pada wanita hamil. Bila aliran darahnya lambat karena darah kental, maka janinnya tidak bisa tumbuh dan akhirnya gugur. Untuk periode tertentu, misalnya dari pembuahan sampai usia 3 minggu, mungkin saja janin tumbuh. Tapi pada minggu ke-4 atau ke-5, janin sudah meninggal atau tidak berkemban alias blighted ovum, papar dr. Judi.
Wanita hamil yang punya sindroma APS belum pasti keguguran. Ada juga wanita hamil yang kadar ACA- nya tinggi, ternyata bayinya sehat. Ini karena adaptasi setiap ibu hamil dan janin berbeda. Jika bayinya sehat, berarti daya adaptasi janin terhadap kondisi ACA ibunya baik, sambung dr. Judi.
Keguguran Berkali-Kali Lakukan Terapi Panjang
Sindrom APS ini memiliki gejala-gejala, tapi tidak spesifik. Misalnya cepat lelah, sering sakit kepala, hipertens, atau timbul biru-biru di kulit karena pembuluh darahnya rapuh. wanita hamil yang merasa punya kelainan pada darah dan sistem pembuluh darah sangat disarankan untuk memeriksakan diri ke hematolog, dokter ahli darah. Bila ACA-positif, berarti ia memang menderita sindrom APS. Tapi bila tidak, mungkin ada faktor-faktor lain, seperti Systemic Lupus Eritrematosus atau lupus, jelas dr. Judi.
Wanita yang didiagnosa menderita sindrom APS dan berencana hamil akan menjalani terapi dengan minum obat pengencer darah, dibawah pengawasan hematolo. Bila kadar ACA-nya sudah ringan,artinya darahnya tidak kental lagi, si wanita tersebut boleh hamil, "Kata dr. Judi"
Bila APS baru diketahui saat hamil, dokter akan meneliti berat ringannya sindroma. Kalau APS-nya ringan, cukup minum obat-obatan pengencer darah yang ringan pula, seperti aspilet dan aspirin. Bila berat, dia akan diberi suntikan obat Heparin. Karena harus menyuntik setiap hari, pasien akan diajarkan untuk menyuntik sendiri. Suntikan itu dilakukan setiap hari sampai persalinan dan dilanjutkan 5 hari setelah persalinan, selanjut dr. Judi.
Selain tetap memantau kesehatan janin ke dokter kandungan dan kondisi APS-nya ke dokter ahli darah dengan obat-obatan, pasien juga dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat dan makanan yang kaya zat-zat anti-oksidan, yaitu makanan yang mengandung vitamin E dan vitamin C, misalnya aneka sayuran atau buah.
Persalinan kelak, bisa dilakukan normal sepanjang bayinya seat. Persalinan melalui operasi hanya akan dilakukan karena alasan medis, bukan APS, seperti letak plasenta di bawah. Kalau persalinan dilakukan melalui operasi, konsumsi obat-obatan pengencer darah harus dihentikan 24 jam sebelumnya
0 komentar:
Posting Komentar